“The hopes of the world rest on young people.
Peace, economic dynamism, social justice, tolerance — all this and more, today
and tomorrow, depends on tapping into the power of youth.”
“Harapan dunia bergantung pada orang-orang muda.
Kedamaian, dinamisme ekonomi, keadilan sosial, toleransi - semua ini dan lebih
banyak lagi, hari ini dan besok, bergantung pada kekuatan pemuda.
— UN Secretary-General António Guterres
Setiap tanggal 12 Agustus diperingati sebagai hari
remaja sedunia (International Youth Day) yang tahun ini mengambil tema : “Safe
Spaces for Youth” (berikan ruang pada anak remaja). Anak remaja adalah anak
yang berumur 10 - 24 tahun, jumlahnya adalah proporsi terbesar dari populasi
yang ada. Masa remaja adalah masa transisi, peralihan dari masa kanak kanak ke
dewasa. Perubahan - perubahan banyak dialami oleh anak remaja :
- perubahan fisik
- perubahan psikologis
- perubahan hormonal
- perubahan masalah kehidupan
- perubahan kognitif (cara berpikir)
- dll
Untuk setiap perubahan tentunya memerlukan proses
penyesuaian. Remaja butuh ruang dalam mereka melakukan penyesuaian terhadap
berbagai perubahan yg terjadi pada dirinya. Saat ini banyak remaja yg merasa
bahwa mereka mereka memiliki ruang yg sangat terbatas untuk dapat
mengekspresikan apa yg ada dalam diri mereka. Kesibukan di sekolah, rumah,
tugas tugas, dll menjadi rutinitas membosankan yg menghabiskan waktu dan masa
remaja mereka. Anak remaja butuh ruang yg aman untuk dapat mengembangkan
dirinya baik dalam berinteraksi dengan teman sebayanya, dengan orang tua, dalam
mengekspresikan hobi dan talentanya dan dalam mencoba hal ha yg baru.
Menurut Erik Erickson dalam perkembangan
psikososial, masa remaja adalah masa mencari identitas diri, yg bila tidak
tercapai dapat menimbulkan kebingungan dalam peran di kehidupan. Bagian otak
manusia mengalami perkembangan mulai dari bayi sampai usia dewasa (25 tahun).
Pada anak remaja bagian otak pre frontal cortex belum matang perkembangannya.
Hal ini menyebabkan:
- kemampuan anak remaja dalam membuat keputusan yg
rasional belum cukup baik
- sangat sensitif terhadap tekanan teman sebaya
(bullying)
- mudah melakukan perilaku berisiko atau impulsif,
gampang marah, sensitif, baper
- sulit memahami ekspresi emosi seseorang sehingga
terkesan cuek/tidak peduli
Perubahan hormon pubertas pada anak remaja pun
memberikan berbagai perubahan dalam fisik, emosi, perilaku dan pikirannya.
Ya... anak remaja butuh ruang untuk mengekspresikan semuanya itu dan satu
lagi... mereka juga butuh dimengerti secara positif dan bukan dihakimi.
Orang tua, guru dan kita semua memegang peranan
dalam perkembangan remaja yg sehat. Hal-hal yang bisa dilakukan adalah :
- menjaga komunikasi yg baik dan suportif dengan
anak remaja, tdk berkomunikasi seperti kepada anak yg lebih kecil, beri ruang
untuk berdiskusi
- Terima dan validasi berbagai ekspresi yg muncul
pada anak remaja, dan menahan diri untuk menghakimi atau memberikan nasihat
secara cepat. Dengarkan masalah yg mereka alami karena konflik dan masalah
sering tdk dapat dihindari
- Berikan kepercayaan pada anak remaja untuk
membuat keputusan. Sesekali mungkin mereka salah dalam melakukan keputusan,
tetap dampingi dengan penuh kasih sayang
- Jangan memberikan hukuman secara fisik, memukul
atau berteriak. Itu tidak membuat pesan kita lebih bisa didengar. Gunakan
metode hukuman seperti: mengurangi uang saku, membatasi waktu bermain dengan
teman atau mengambil hal hal yg nyaman dimiliki selama ini.
Mari berikan remaja ruang dalam perkembangan
kehidupannya!
Most people do not really want freedom, because
freedom involves responsibility, and most people are frightened of
responsibility.
- Sigmund Freud
dr.Lahargo Kembaren,SpKJ
Psikiater
RS.dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
RS Siloam Bogor
Apotek Mulia Jl.Pandu Raya Bogor
0 comments:
Post a Comment