Gangguan cemas perpisahan
adalah berkembangnya kecemasan yang berlebihan dan tidak sesuai yang
berhubungan dengan perpisahan dari rumah atau dari seorang individu yang
melekat. Gambaran dasar dari gangguan ini adalah kekhawatiran yang berlebihan
akan kehilangan atau berpisah secara permanen dengan seseorang yang sangat
melekat. Manifestasi dari kecemasan ini
termasuk distres berlebihan yang berulang dan atau keluhan fisik seperti
pusing, sakit perut, muntah, keringat dingin seperti ketika terjadi perpisahan dengan rumah
atau figur utama yang melekat dan juga sebagai antisipasi terhadap bakal
terjadinya perpisahan. Gangguan cemas perpisahan ini juga bisa terlihat sebagai
ketakutan untuk tidur sendirian. Gangguan
cemas perpisahan ini ditemukan 2 – 12 % pada populasi umum dan merupakan
gangguan kecemasan yang paling banyak pada anak dan urutan ketiga gangguan pada
anak secara umum. Gangguan ini dapat terjadi secara seimbang antara pada anak
laki-laki dan perempuan. Keluhan
dirasakan selama 4 minggu atau lebih pada anak usia kurang dari 18 tahun.
· Genetik,
orang tua yang memiliki gangguan cemas akan lebih rentan memiliki anak dengan
gangguan ini
· Modelling,
orang tua yang menunjukkan perilaku cemas yang berlebihan akan ditiru secara
sadar dan tidak sadar oleh si anak
· Pengalaman
peristiwa perpisahan yang terjadi sebelumnya
· Sikap
orang tua yang terlalu melindungi anak (over protecting) yang membuat si anak
kesulitan mengembangkan keterampilan hidup dan kepercayaan dirinya
· Sikap
orang tua yang marah pada anaknya ketika si anak merasa takut terhadap hal
tertentu
Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi
gangguan cemas perpisahan ini antara lain adalah :
1. Melatih
anak melakukan relaksasi untuk mengurangi ketegangan dan kecemasannya
2. Melatih
secara bertahap anak untuk menghadapi kecemasannya dan memberikannya
‘reinforcement’ (seperti pelukan, mainan, pujian, dll) setiap kali si anak
berhasil menghadapi situasi yang dikhawatirkannya
3. Melatih
cara berpikir anak dalam melihat situasi/keadaan yang mengkhawatirkannya
4. Membantu
anak menemukan keterampilan yang baru yang dapat meningkatkan kepercayaan diri
dan harga dirinya.
5. Apabila
gangguan cemas perpisahan ini terasa terlalu berat dan mengganggu, silahkan
berkonsultasi dengan psikiater untuk mendapatkan terapi lain yang dapat
membantu.
Salam Sehat Jiwa.
dr.Lahargo Kembaren ,SpKJ (psikiater)
Kepala SMF Psikiatri RS.Jiwa Marzoeki
Mahdi Bogor
0 comments:
Post a Comment