Orang dengan Skizofrenia (ODS) adalah orang yang memiliki gangguan dalam
menilai realitas. Gejala-gejala dari
gangguan ini antara lain adalah adanya halusinasi (mendengar ada suara bisikan,
melihat bayangan, merasa di kulitnya ada rasa tertentu, mencium bau bauan,
merasa di lidahnya ada rasa tertentu, yang semuanya tidak ada sumbernya),
adanya waham (ide/persepsi/keyakinan yang salah yang tidak sesuai dengan
kenyataan, seperti merasa ada yang mengejar-ngejar, membunuh, berbuat jahat,
seperti ada yang memperhatikan, diomongin, merasa dirinya adalah seseorang yang
punya kekuatan tertentu. Gangguan skizofrenia ini disebabkan oleh banyak faktor
yang berujung pada ketidakstabilan zat kimia (neurotransmiter) di dalam saraf
otak. Faktor penyebabnya adalah berbagai peristiwa dari dalam kandungan sampai
usia saat ini yang bisa mempengaruhi saraf otak, seperti : keturunan/genetik,
adanya masalah fisik dan psikologis pada ibu yang sedang mengandung bayinya,
riwayat trauma kepala, pernah panas tinggi, kejang/gangguan saraf, dan
peristiwa kehidupan yang traumatik seperti keinginan yang tidak tercapai,
kekecewaan, kesedihan yang mendalam, kehilangan seseorang/sesuatu yang
disayang. Ada perubahan pada saraf
itulah yang memicu munculnya perubahan pada sikap, perilaku, perasaan/emosi dan
kepribadian.
Saat ini pengobatan untuk gangguan Skizofrenia ini sudah sangat baik,
obat-obatan yang ada secara superior dapat segera mengurangi dan menghilangkan
gejala-gejala yang ada. Psikoterapi (terapi bicara) yang diberikan oleh profesional
kesehatan jiwa juga dengan bertahap akan dapat merubah cara pandang orang
dengan skizofrenia dalam menghadapi masalah kehidupannya. Apabila gangguan
jiwanya berat maka modalitas terapi seperti rehabilitasi psikososial akan
mengembalikan secara optimal fungsi dan produktivitas dari orang dengan
skizofrenia.
Sayangnya masyarakat masih melakukan stigma dan diskriminasi terhadap orang
dengan skizofrenia. Stigma adalah sikap atau persepsi negatif masyarakat
tentang seseorang yang masuk kelompok khusus. Pemberitaan media dan
sinetron-sinetron yang menyudutkan orang dengan gangguan jiwa seperti
skizofrenia membentuk kerangka pikir negatif dari sebagian besar masyarakat
bahwa gangguan ini adalah gangguan yang aneh dan membahayakan. Padahal banyak
sekali orang dengan skizofrenia yang dapat pulih (recovery) bisa kembali
berfungsi dan produktif di masyarakat, bisa kembali kuliah, bekerja, dan
beraktivitas seperti biasa. Tidak satu orang pun dari mereka yang menghendaki
untuk mendapatkan gangguan tersebut. Keluarga juga sudah berusaha dengan
berbagai upaya, sayangnya stigma dan diskriminasi membuat pemulihan mereka
menjadi terhambat.
Mari bersama-sama kita dukung pemulihan orang dengan skizofrenia dengan cara menerima mereka apa adanya dan menyediakan diri untuk saling berbagi karena mereka pun bagian dari komunitas kita. Stop stigma terhadap orang dengan skizofrenia. Salam sehat jiwa!
dr. Lahargo Kembaren, SpKJ (psikiater)
Ketua SMF Psikiatri RS Jiwa Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
0 comments:
Post a Comment