Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama dengan pihak kepolisian
mengamankan lima anak di bawah umur sebuah Perumahan di Cibubur, Bekasi, Jawa
Barat. Mereka diduga ditelantarkan orangtuanya dan ditemukan juga adanya
beberapa butir ekstasi di dalam rumah tersebut. Beberapa berita yang dilansir
menyebutkan adanya perubahan sikap dan perilaku pada kedua orang tua anak
tersebut. Adiksi (ketergantungan narkoba) dan gangguan jiwa memiliki hubungan
yang erat. Adiksi sendiri sebenarnya termasuk juga ke dalam gangguan jiwa yang
menurut PPDGJ III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa) termasuk
ke dalam F1. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif. Adiksi narkoba secara langsung merubah otak
yang menyebabkannya tidak bisa menentukan prioritas dalam kehidupan dan merubah
sikap, perilaku, dan cara berpikir. Di sisi yang lain ditemukan juga bahwa
orang memakai obat-obat terlarang seperti narkoba adalah untuk mengatasi
kondisi psikisnya yang mengalami gangguan. Orang dengan gangguan psikotik,
depresi dan cemas mencoba dengan berbagai cara untuk mengatasi gangguan alam
perasaan dan pikirannya, dan sering sekali akhirnya jatuh dalam penggunaan
narkoba yang dilarang. Ketidaktahuan bagaimana cara mengatasi masalah kejiwaan
yang dialaminya inilah yang membuat banyak orang kemudian mencari cara
alternatif sendiri-sendiri yang sebenarnya tidak tepat.
Beberapa adiksi yang bisa menimbulkan masalah/gangguan jiwa antara lain
adalah :
- Ganja/mariyuana/’cimenk’/’gelek’ : dapat menimbulkan gangguan psikosis yang ditandai dengan gangguan dalam penilaian realitas, ada halusinasi dan delusi.
- Ekstasi/amfetamin : merupakan obat stimulan yang dapat menyebabkan munculnya kegelisahan, kebingungan, gangguan pada pola makan dan pola tidur, ansietas dan depresi
- Heroin/kokain/putaw : dapat menyebabkan perubahan kepribadian, gangguan dalam membuat keputusan, risiko terkena penyakit HIV/AIDS, hepatitis, psikotik, depresi, cemas
- Alkohol : mengganggu fungsi otak dan keterampilan motorik, meningkatkan risiko penyakit kanker, stroke dan liver, mengganggu hubungan relasi dengan orang lain dan kemampuan kerja
- Obat batuk/DMP/dextromethorphan/kodein : dapat menyebabkan efek euforia (senang yang berlebihan), efek disosiatif (merasa bukan dirinya), dan halusinasi
Mereka yang mengalami adiksi perlu mendapatkan bantuan dan rehabilitasi.
Melakukan konsultasi yang teratur ke profesional kesehatan jiwa akan sangat
membantu mengatasi adiksi yang dialami. Melakukan pencegahan terhadap munculnya
adiksi pada berbagai lapisan masyarakat adalah hal terpenting yang dapat
dilakukan, antara lain dengan penyuluhan yang berkesinambungan, memperbanyak
kegiatan-kegiatan positif di tengah masyarakat dan kegiatan keagamaan. Orang
dengan masalah kesehatan jiwa (ODMK) perlu segera mendapatkan penanganan yang
cepat dan tepat, hindari terapi terapi alternatif yang tidak berbasis bukti
karena hanya akan memperlama gangguan tersebut ditangani. Salam sehat jiwa!
dr. Lahargo Kembaren, SpKJ (psikiater)
Kepala SMF Psikiatri RS. Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor