Sebuah kisah pilu
dari seorang anak yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena merasa sedih
dan putus asa dengan keadaan yang harus dialaminya. Ayah ibu yang
bercerai, perlakuan ‘bullying’ yang
harus diterimanya di sekolah dan banyaknya harapan yang tidak tercapai membuat
anak ini masuk pada fase depresi yaitu suatu gangguan jiwa yang mempengaruhi
mood seseorang. Depresi adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan terdapatnya
mood yang depresif,sedih, menangis, minat/hobi yang menurun dan mudah lelah yang
biasanya disebut trias depresi. Gangguan ini bisa mengenai siapa saja mulai
dari anak, dewasa, sampai usia tua. Pada anak gangguan depresi ini bisa muncul
ditandai dengan beberapa gejala berikut ini :
·
Perasaan
sedih dan mudah tersinggung/ emosi hampir sepanjang hari
·
Tidak
lagi merasa senang dengan berbagai hal yang sebelumnya menggembirakannya
·
Terdapat
perubahan nafsu makan/berat badan, bisa bertambah atau berkurang
·
Gangguan
pada pola tidur
·
Enggan
untuk berlama lama dengan teman dan keluarga
·
Mudah
lelah, energi berkurang bahkan untuk hal yang sederhana
·
Munculnya
perasaan bersalah, tidak berdaya, dan harga diri yang rendah
·
Sulit
berkonsentrasi atau membuat keputusan, ditandai juga dengan menurunnya nilai
nilai di sekolah
·
Tidak
peduli dengan apa yang akan terjadi di masa depan
·
Munculnya
rasa gatal / nyeri di beberapa bagian tubuh meski tidak didapatkan gangguan
apapun
·
Munculnya
pikiran / tindakan untuk mengakhiri hidup
Orang tua yang
memiliki anak dengan gejala-gejala di atas harus segera melakukan tindakan/intervensi
tertentu dengan segera melakukan komunikasi yang intens dengan anak untuk
mengetahui hal-hal apa yang mengganggunya. Menenangkan si anak dengan mencari
solusi terhadap permasalahannya menjadi langkah berikutnya setelah anak merasa
bahwa dia mendapatkan perhatian dan berharga. Sesegera mungkin berkonsultasi
dengan profesional kesehatan jiwa seperti psikiater, psikolog, atau perawat
jiwa akan sangat membantu si anak cepat mendapatkan terapi dan kemudian pulih.
Setiap pikiran/tindakan untuk mengakhiri hidup harus dianggap sebagai hal yang
darurat dan penting.
Melakukan
pencegahan terhadap munculnya depresi akan jauh lebih bijaksana daripada
mengobati setelah anak mengalami depresi. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
membantu seorang anak tercegah dari depresi antara lain adalah :
·
Pola
hidup yang sehat seperti : makanan bergizi yang sehat, tidur yang cukup, olah
raga, relasi yang positif dengan orang-orang di rumah dan sekolah
·
Batasi
aktivitas sendirian seperti menonton TV, bermain game di TV, internet, gadget
dan perbanyak aktivitas outdoor yang berhubungan dengan orang lain. Ini akan
memperkuat sosialisasi dan pertahanan dirinya
·
Orang
tua memberikan contoh bagaimana penyelesaian setiap ada hal yang kurang nyaman
atau masalah
·
Sekolah
melakukan berbagai usaha untuk menghindari terjadinya ‘bullying’ di sekolah
karena mendapatkan perlakuan ini dapat memicu munculnya depresi
·
Lakukan
intervensi segera bila anak mengalami suatu ‘kehilangan’, “loss of love object”
adalah awal mula munculnya depresi
·
Biasakan
adanya pemanfaatan waktu luang yang positif sehingga anak bisa rileks dan
santai di tengah hiruk pikuk kesibukannya sehari hari. Rekreasi, tamasya, acara
keluarga yang menggembirakan akan memulihkan otot dan saraf nya yang tegang
Semoga anak-anak
kita bisa terhindar dari depresi karena mereka adalah masa depan keluarga dan
bangsa ini. Salam sehat jiwa!
Dr. Lahargo
Kembaren, SpKJ (psikiater)
Ketua SMF
Psikiatri RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor