Waspadai Adiksi “smartphone”
Seorang remaja tampak memegang
smartphone nya sambil berjalan menyusuri koridor di depan kelasnya tanpa
menyadari ada beberapa teman yang memanggilnya karena facebook dan twitter
rasanya lebih menarik baginya. Ada juga seorang ibu rumah tangga yang tidak
menyadari suaminya sudah pulang dari
kerja karena sedang chatting di smartphone milikinya. Memang benar jargon yang
mengatakan bahwa smartphone itu mendekatkan yang jauh tetapi menjauhkan yang
dekat. Smartphone biasanya berisi banyak
aplikasi yang dapat digunakan seperti media sosial, chatting, browser, foto,
email, internet, dan games/permainan. Sebuah penelitian di Korea seperti
dipaparkan pada American Psychiatric Association's (APA's) 2013 Annual Meeting,
menunjukkan bahwa pada remaja pengguna
smartphone yang aktif didapatkan adanya perubahan perilaku yaitu : mudah
mengalami banyak keluhan somatik/fisik, konsentrasi yang menurun, depresi,
cemas, kenakalan remaja dan menjadi lebih agresif. Mereka yang mengalami adiksi
smartphone juga mengalami penurunan kualitas belajar dan bekerja. Penggunaan
smartphone yang dimulai sejak tahun 2000 mengalami peningkatan bermakna menjadi
lebih dari 50% di tahun ini hampir di semua negara memberikan pengaruh yang
sangat besar terhadap perubahan perilaku. Manfaat dari smartphone memang banyak
karena bisa mempermudah komunikasi dan informasi tetapi kita juga harus
mewaspadai bahayanya bila sudah menjadi suatu adiksi, adiksi smartphone. Mereka yang mengalami adiksi smartphone
cenderung untuk mengabaikan interaksi sosialnya yang sebenarnya sangat
dibutuhkan oleh seseorang yang sehat mental. Hal inilah yang memudahkan mereka
yang mengalami adiksi smartphone untuk jatuh pada gangguan-gangguan psikiatri.
Mari mengenali beberapa tanda
yang menunjukkan bahwa seseorang sudah mengalami adiksi smartphone, diantaranya
adalah :
·
Saya tidak pernah mematikan smartphone saya,
tidur dengan smartphone, dan mengecek aplikasi di smartphone sebelum tidur
·
Saya bisa menelepon sambil menyetir mobil,
sms/chatting/bbm sambil berjalan
·
Saya mudah bosan sehingga membuka smartphone
meski berada di tempat-tempat yang tidak seharusnya seperti dalam rapat,
bioskop, dan tempat ibadah
·
Saya selalu mengupdate status, profil setiap
beberapa waktu dan melihat status dan profil orang lain meski dalam waktu
kerja/sekolah
·
Saya membawa smartphone saya ke toilet dan
menggunakannya di sana
·
Saya lebih suka membuka smartphone saya daripada
menonton tv
·
Saya bisa terbangun pada malam hari untuk
melihat media sosial dan pesan-pesan yang muncul
Apabila seseorang mengalami
hal-hal di atas maka bisa dikatakan bahwa dia mengalami suatu adiksi smartphone
dan perlu mengurangi penggunaan smartphone untuk beberapa waktu. Para ahli
mengatakan bahwa cara terbaik untuk menghindari dari adiksi smartphone adalah
dengan mematikan smartphone kita secara periodik, ini akan membuat kita lepas
dari ketergantungan tersebut dan membuat kita lebih bisa berkomunikasi secara
sosial dengan orang-orang di sekitar kita yang tentunya lebih
menyenangkan. Waspadai gejala-gejala
adiksi smartphone yang bisa mempengaruhi perilaku, hubungan sosial dan performa
kerja/belajar. Mulailah menggunakan smartphone dengan cerdas dan bijak agar
kesehatan jiwa kita bisa terjaga dengan baik. Salam sehat jiwa!
Dr.Lahargo Kembaren, SpKJ
Psikiater RS.Dr.H.Marzoeki
Mahdi Bogor
0 comments:
Post a Comment