PSIKOSOMATIK, GANGGUAN PSIKIS
MASYARAKAT PERKOTAAN
Situasi kehidupan di perkotaan yang
ramai dan kompetitif tentunya berbeda dengan kehidupan di desa yang lebih
tentram dan bebas dari kebisingan. Perbedaan ini memunculkan juga suatu
perbedaan pada gangguan psikis yang terjadi pada masyarakat.
Seorang ibu muda datang ke klinik CLP
(consultation liason psychiatry) RS Marzoeki Mahdi) dengan keluhan mengalami
nyeri ulu hati yang tidak sembuh-sembuh padahal sudah beberapa kali berobat ke
spesialis penyakit dalam. Nyeri ulu hati ini disertai dengan sakit kepala dan
keringat dingin. Ibu muda ini sudah melakukan beberapa pemeriksaan penunjang
seperti laboratorium dan USG dan hasilnya normal sehingga pasien kemudian
dirujuk ke psikiater. Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa ibu muda ini
mengalami depresi dan cemas karena harus mengasuh ke-3 anaknya yang masih
kecil-kecil dan juga harus melayani suami yang sering keluar kota. Ada juga
seorang pria setengah baya yang terus menerus merasa sakit di dadanya disertai
dengan pusing yang tidak sembuh-sembuh meski sudah minum segala jenis obat
pereda nyeri (pain killer). Hasil CT scan kepala menunjukkan tidak ada suatu
kelainan di otak. Ternyata pemuda ini punya pengalaman menyaksikan ayahnya yang
menderita sakit jantung sampai dengan meninggal. Suatu gangguan fisik yang
dirasakan karena adanya suatu faktor psikologis yang mendasari disebut sebagai
gangguan psikosomatik.
Psikosomatik berasal dari kata Psyche
yang artinya jiwa, dan soma yang artinya badan. Jadi psikosomatik adalah
gangguan kesehatan yang berkaitan dengan jiwa dan badan. Para penderita
psikosomatik, umumnya mengeluhkan gangguan yang berkaitan dengan sistem organ,
seperti :
1. Kardio-vaskuler: keluhan jantung
berdebar-debar, cepat lelah
2. Gastro-intestinal: keluhan ulu hati
nyeri, mencret kronis
3. Respiratorlus: keluhan sesak napas,
asma
4. Dermatologi: keluhan gatal, eksim
5. Muskulo-skeletal:keluhan encok,
pegal, kejang
6. Endokrinologl: hipertiroidi,
hipotiroidi, dismenorea
7. Urogenital: ngompol, gangguan
gairah seks
8. Serebro vaskuler: keluhan pusing,
sering lupa,sukar konsentrasi, kejang epilepsi.
Selain itu, terdapat juga masalah
kejiwaan yang menyertainya yaitu gejala anxietas/cemas dan gejala depresi.
Apabila ada penyakit fisik yang tidak membaik
dengan pengobatan yang optimal maka ada kemungkinan itu adalah suatu kondisi
psikosomatik. Penyakit psikosomatik ini sering kali menyerang masayarakat
perkotaan yang sangat rentan terhadap kondisi stres. Tuntutan kehidupan yang
semakin tinggi, kemacetan, kondisi transportasi seperti kereta api yang tidak
memadai, masalah di keluarga, sekolah anak, dll membuat seseorang mudah untuk
jatuh pada keadaan cemas dan depresi yang memunculkan keluhan-keluhan fisik
yang menyertai. Apabila tidak diatasi kondisi fisik dan jiwanya maka orang ini
akan terus menerus mengalami penderitaan fisik dan jiwa yang membuatnya menjadi
tidak produktif dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat mengganggu fungsinya
dalam keluarga dan masyarakat. Penyakit psikosomatik ini bisa mengenai semua
usia, mulai dari anak-anak, dewasa, sampai orang tua.
Penanganan gangguan psikosomatik
dimulai dengan melakukan wawancara mendalam dengan pasiennya, mengenai kapan
onset penyakit ini muncul, pada situasi apa munculnya, apakah ada yang mempresipitasi
penyakit ini muncul, termasuk situasi kehidupan mulai dari kecil sampai dengan
saat ini. Informasi itu semua akan memberikan suatu gambaran yang menyeluruh
tentang keadaan fisik dan psikis dari si pasien. Apabila dibutuhkan pemeriksaan
penunjang seperti laboratorium, rontgen, USG, atau pemeriksaan lainnya maka itu
semua akan dikerjakan terlebih dahulu, termasuk pemeriksaan profil kepribadian
seperti MMPI (Multiphasic Minnessota Personality Inventory). Setelah itu semua
selesai barulah kemudian disimpulkan gangguan apa yang diderita oleh pasien dan
diberikan penanganan yang tepat.
Pengobatan untuk gangguan psikosomatik
ini bisa dengan obat-obatan : Anti cemas, anti depresi, mood stabilizer dan
obat-obat simptomatik yang sesuai dengan gejalanya. Di samping itu diberikan
juga psikoterapi berupa : teknik relaksasi progresif, CBT (cognitive behaviour
therapy = terapi pikiran dan perilaku), psikoterapi suportif, hipnoterapi dan
psikoterapi dinamik. Semua modalitas terapi tersebut diharapkan dapat membuat
keadaan pasien semakin baik dan bisa berfungsi seperti sediakala.
Oleh :
Dr.Lahargo Kembaren, SpKJ
Psikiater RS Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
0 comments:
Post a Comment