Perilaku Kekerasan Di
Sekitar Kita
Wanita korban mutilasi yang
ditemukan di jalan raya cikampek beberapa waktu yang lalu membuat kita terpana
akan kekejaman yang dilakukan. Perilaku kekerasan yang dilakukan ternyata sudah
cukup lama dan berkali-kali. Dampak dari perilaku kekerasan adalah mulai dari
trauma fisik, trauma psikologis bahkan sampai pada kematian. Ini menunjukkan
bahwa perilaku kekerasan harus dikenali dan cepat ditangani. Perilaku kekerasan
adalah suatu bentuk penyerangan fisik yang dilakukan seseorang kepada orang
lain. Apabila hal itu dilakukan secara langsung kepada diri sendiri, hal itu
disebut mutilasi diri sendiri atau perilaku bunuh diri. Perilaku kekerasan
dapat terjadi pada gangguan psikiatri dan dapat juga terjadi pada orang normal
yang tidak dapat mengatasi tekanan hidup. Perilaku kekerasan sering sekali
menjadi sebab seseorang dibawa ke unit gawat darurat psikiatri.
Kondisi psikiatri yang paling
sering berhubungan dengan prilaku kekerasan adalah gangguan psikotik seperti
skizofrenia dan mania ( terutama pada pasien paranoid atau yang mengalami
halusinasi tipe “commanding” ), intoksikasi alkohol dan obat-obatan, putus
alkohol dan obat hipnotik sedatif, kegelisahan katatonik, depresi yang
teragitasi, gangguan kepribadian yang ditandai dengan kemarahan dan
pengontrolan impuls yang buruk ( contohnya gangguan kepribadian ambang dan
antisosial ), dan gangguan organik ( terutama yang menyangkut keterlibatan
lobus frontal dan temporal).
Diagnosis yang berhubungan
dengan prilaku kekerasan :
1. Gangguan psikotik
a. Skizofrenia ( terutama paranoid dan
katatonik )
b. Mania
c. Gangguan paranoid
d. Psikosis post partum
2. Gangguan mental organik
a. Delirium
b. Intoksikasi atau putus obat
3. Gangguan kepribadian
a. Antisosial
b. Paranoid
4. Masalah situasional
a. Pertengkaran dalam rumah tangga (
kekerasan oleh pasangan )
b. Penganiayaan anak
5. Gangguan otak
a. gangguan epilepsi
b. kerusakan struktural ( akibat trauma
atau ensefalitis )
c. Retardasi mental dan disfungsi
minimal otak
Faktor resiko lain dari
prilaku kekerasan termasuk pernyataan keinginan, rencana yang spesifik,
ketersediaan alat untuk melakukan prilaku kekerasan, laki – laki, usia muda (
15 – 24 tahun ), status ekonomi yang rendah, sistem dukungan sosial yang buruk,
riwayat perilaku kekerasan sebelumnya, sikap antisosial, pengontrolan impuls
yang jelek, riwayat percobaan bunuh diri, stresor yang baru. Riwayat perilaku
kekerasan sebelumnya merupakan prediktor terbaik dari prilaku kekerasan. Faktor
tambahan lainnya adalah : riwayat sebagai korban prilaku kekerasan pada masa
kecil, triad riwayat masa kecil yaitu: ngompol, membakar, kejam terhadap
binatang, catatan kriminal, bertugas sebagai polisi atau ABRI, mengemudi
ugal-ugalan, riwayat keluarga dengan perilaku kekerasan.
Seseorang yang melakukan
perilaku kekerasan harus mendapatkan penanganan yang cepat dan seksama agar
tidak muncul korban akibat perilaku kekerasan yang dilakukannya. Penanganan ini
dimulai dengan menilai adakah gangguan psikiatri yang terjadi pada orang tersebut
dengan cara melakukan wawancara terstruktur dan penilaian dengan pemeriksaan
psikologi seperti MMPI/TKMI. Setelah diagnosis ditegakkan maka baru dapat
diberikat terapi yang sesuai, pada mereka yang mengalami gangguan
psikotik/skizofrenia maka dapat diberikan obat anti psikotik, pada mereka yang
mengalami gangguan bipolar maka dapat diberikan obat mood stabilizer dan pada
gangguan depresi dapat diberikan obat anti depresan. Perilaku kekerasan yang
dilakukan oleh orang tua bisa jadi karena penyakit demensia (kepikunan)
sehingga pemberian obat anti demensia dapat diberikan. Selain obat-obatan,
terapi seperti terapi kognitif dan perilaku juga dapat diberikan.
Perilaku kekerasan ini dapat
dilakukan oleh semua orang mulai dari anak-anak sampai orang lanjut usia,
kenali gangguan dan perilaku nya dan berikan terapi yang tepat. Perilaku
kekerasan harus mendapatkan penanganan yang serius dari semua pihak.
Dr.Lahargo Kembaren,SpKJ
Psikiater RS Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor
0 comments:
Post a Comment