Setiap
orang pernah mengalami peristiwa kehilangan dalam kehidupannya. Kehilangan
tersebut bisa kehilangan seseorang, sesuatu, atau posisi yang sangat berharga.
Kehilangan adalah suatu peristiwa alami yang pasti dihadapi oleh setiap orang
dalam hidupnya. Respon seseorang ketika menghadapi kehilangan adalah suatu hal
yang terpenting dalam proses kehilangan tersebut. Gejala gejala distres mental yang muncul,
seperti ketakutan, gangguan tidur, mimpi buruk, siaga berlebihan, panik,
berduka, sedih, kecewa dsb adalah respon
psikologik yang “normal” terhadap peristiwa yang tidak biasa. Ada beberapa
tahapan yang akan dilalui seseorang yang mengalami suatu peristiwa kehilangan,
yaitu :
1. Syok & Denial
- Pada awalnya, kehilangan
seseorang tampak tidak
nyata. Anda tidak
percaya itu hal
itu terjadi. Anda akan
menganalisis setiap kata kata, setiap tindakan yang dilakukan, setiap detail sekecil apapun akan diperiksa untuk memastikan bahwa hal itu tidak benar-benar terjadi. Anda akan
bersikeras bahwa ini tidak dapat terjadi pada Anda,
tidak hari ini, tidak sekarang, Anda tidak siap
saat ini. Anda akan
mengatakan kepada diri sendiri bahwa
Anda tidak bisa menangani hal ini.
2. Nyeri & Rasa Bersalah - Berikutnya Anda akan merasa hampa dan mati
rasa, sakit itu
ada di dalam dan tidak ada yang
dapat menenangkan itu. Anda mulai
menyalahkan diri sendiri Anda
bertanya-tanya apa yang bisa
dilakukan, bahkan harus dilakukan,
untuk mencegah hal
itu. Anda
merasa sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kejadian kehilangan
tersebut sehingga Anda akan berusaha keras menghibur orang lain yang juga
merasakan kehilangan ini.
3.
Kemarahan &
tawar menawar - Pada tahap
ini, Anda menjadi marah dan sangat marah. Anda bersikeras untuk mencari
suatu jawaban atas kehilangan tersebut. Anda ingin seseorang untuk menjelaskannya
dan ingin seseorang untuk memperbaiki
hal tersebut. Anda ingin
seseorang untuk bertanggung jawab karena Anda merasa ini tidak adil. Anda bersedia untuk membuat kesepakatan dengan Tuhan
agar bisa mengembalikan sesorang/sesuatu yang hilang itu.
4.
Depresi &
Kesepian - Realisasi apa yang telah terjadi mulai Anda rasakan dan Anda mulai menerima bahwa mereka tidak akan kembali
lagi. Anda mulai berpikir tentang kehidupan
tanpa mereka yang telah tiada, Anda mengalami depresi dan kesedihan
suram dalam mengisi rutinitas
sehari-hari Anda.
5.
Membuat hidup kembali. Pada tahap ini, Anda sudah tahu bahwa kehidupan yang
terjadi di sekitar Anda bukanlah seluruhnya partisipasi Anda. Anda mulai berpikir tentang mencoba untuk merasa lebih
baik, tetapi Anda hampir selalu merasa bersalah. Anda mulai berpikir tentang apa yang orang meninggal itu
inginkan Apakah mereka ingin Anda masih akan tertekan,
atau apakah mereka
mengharapkan Anda untuk melanjutkan kehidupan Anda?
6.
Membangun
kembali kehidupan. Pada titik ini,
Anda telah memutuskan bahwa inilah saatnya untuk melanjutkan kehidupan Anda. Anda mulai menciptakan cara-cara untuk menemukan
saat-saat kebahagiaan dengan tetap masih menghormati kenangan
terhadap yang sudah tiada. Anda mulai
melihat bahwa pekerjaan baik dan kehidupan yang baik yang Anda
kerjakan akan membuat mereka yang sudah tiada itupun senang dan bahagia.
7.
Penerimaan & Harapan. Pada
tahap ini, Anda telah
menerima kematian mereka dan Anda menyadari bahwa siapa pun tidak ada yang dapat membawa mereka kembali. Anda
menyadari bahwa hidup harus terus berjalan
dan Anda mulai
berpikir tentang masa depan Anda, meskipun
masa depan Anda tidak lagi termasuk mereka yang sudah tiada. Anda masih
merindukan mereka yang sudah tiada tapi sudah bisa menerima kenyataan bahwa
saat ini itu semua hanyalah memori yang hanya bisa dikenang.
(tulisan ini didedikasikan bagi
seorang ibu yang kehilangan anak terkasihnya)
Dr.Lahargo Kembaren,SpKJ
Psikiater RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor
Tapi di saat saya kehilangan anak saya selagi dalam kandungan....tidak ada seorang pun yang mendampingi dan memberikan support....semua saya rasakan dan hadapi sendiri...hati saya terasa hancur dan merasa tidak ada artinya lg....apa yang harus saya lakukan....?
ReplyDelete