Mari Mengenal Gangguan Jiwa
untuk Hidup yang Lebih Baik
Di negeri Cina, seorang anak
bayi umur 8 bulan ditusuk oleh ibunya berkali-kali sehingga harus menerima 100
jahitan karena bayi tersebut menggigit puting susu ibunya saat sedang menyusui.
Seorang anak diduga membunuh ibunya dengan memutilasi tubuh ibunya di Jakarta.
Seorang narapidana bunuh diri di rumah tahanan Cipinang, diduga karena beban
psikologis yang berat yang harus dia terima. Seorang wanita setengah baya stres
karena harus menunggui ayahnya yang sedang sakit berat berbulan-bulan. Gangguan
jiwa ada di mana-mana dan bisa mengenai siapa saja tanpa memandang latar
belakang dan status ekonomi serta pendidikannya. Gangguan jiwa terjadi melalui
suatu proses yang terjadi beberapa waktu sebelumnya, bisa cepat, bisa juga
lebih lambat. Apabila dideteksi dengan lebih cepat maka gangguan jiwa akan
lebih mudah diterapi, diobati sehingga yang bersangkutan dapat pulih dan
produktif kembali. Penyebab seseorang bisa menderita gangguan jiwa
bermacam-macam atau disebut multifaktorial, yaitu :
·
Faktor genetik, keturunan
·
Kondisi ibu selama dia mengandung, bila ada
gangguan mental, emosional, atau fisik maka akan mempengaruhi saraf otak janin
yang dikandungnya
·
Proses persalinan, bila ada komplikasi maka
meningkatkan risiko
·
Penyakit fisik seperti panas tinggi, kejang,
atau penyakit berat lainnya mulai dari lahir sampai usia sekarang
·
Riwayat jatuh, terbentur kepala, kena pukul atau
kecelakaan
·
Penggunaan Narkoba/Napza seperti : alkohol,
ganja (cannabis). Shabu-shabu, Extasy, obat penenang, heroin (putaw), dll
·
Riwayat trauma, beban psikologis yang berat,
masalah yang sulit diselesaikan, konflik, keinginan yang tidak tercapai,
kemarahan yang terpendam, kesedihan yang mendalam, kehilangan, kekecewaan, dll
Semuanya itu membuat
keseimbangan zat kimia di otak (neurotransmiter) menjadi berubah dan tidak
stabil dan inilah yang memunculkan adanya perubahan pada : cara berpikir,
perasaan, sikap, dan perilaku.
Berikut ini beberapa gangguan
jiwa yang sering terjadi dan memerlukan perhatian khusus :
1. Demensia
: kepikunan pada orang
tua, ditandai dengan hilangnya daya ingat (memori), perubahan kepribadian,
perubahan perilaku menjadi mudah marah, mudah sedih, perilaku tidak wajar
seperti bicara dan tertawa sendiri, keluyuran, sulit belajar hal-hal yang baru.
2. Psikotik/skizofrenia : gangguan penilaian realitas
ditandai dengan adanya halusinasi seperti mendengar suara-suara bisikan,
melihat bayangan-bayangan, merasa di badan seperti ada yang menyentuh/meraba,
seperti mencium bau-bauan yang tidak ada sumbernya, pembicaraan tidak nyambung,
adanya waham yaitu keyakinan yang salah, seperti merasa dibicarakan orang lain,
seperti merasa ada yang ingin berbuat tidak baik, merasa sebagai orang yang
berbeda, seringkali disertai dengan perilaku agresif yang berbahaya seperti
marah, merusak, dan melukai orang lain.
3. Depresi : perasaan sedih yang
mendalam disertai dengan hilangnya semangat dan motivasi, badan jadi mudah
lelah/tidak bertenaga, perubahan pada pola tidur dan pola makan, sulit
konsentrasi/tidak fokus, dan ada keinginan untuk bunuh diri
4. Cemas/ansietas : rasa cemas/khawatir/panik mendominasi
gangguan ini, disertai dengan adanya perubahan pada tubuh seperti nafas cepat
dan pendek, jantung berdebar, keringat dingin, nyeri/tidak nyaman di perut,
pusing, pandangan kabur
5. Bipolar : Ini adalah gangguan
mood/perasaan, orang yang mengalaminya mengalami perubahan mood dari senang ke
sedih yang berlebihan, saat senang merasa memiliki banyak energi, tidak
tidur-tidur, mengerjakan banyak hal, ada perilaku berisiko, hasrat seksual
meningkat, belanja berlebihan, membagikan barang tidak wajar, bicara cepat dan
loncat dari satu topik lainnya. Pada lain kesempatan muncul gangguan depresi
seperti gejala di no.3.
6. Gangguan
kepribadian : Suatu gangguan yang
sudah mendalam ditandai dengan kepribadian yang tidak fleksibel dan kaku
sehingga tidak bisa beradaptasi dengan baik dengan lingkungan. GK paranoid
(gampang curiga), GK skizoid (dingin,tdk senang bersosialisasi), GK skizotipal
(eksentrik,perilaku aneh), GK histrionik (ekspresif, ingin jadi pusat
perhatian), GK narsisistik (ingin selalu diutamakan dan jadi nomor satu), GK
ambang (emosi tidak stabil, mudah meledak-ledak), GK antisosial (tidak
memperdulikan perasaan orang lain dan norma yang berlaku, banyak melanggar
aturan), GK cemas menghindar (selalu menghindari berbagai tugas dan enggan
mengambil suatu tanggung jawab), GK dependen (selalu bergantung pada orang lain
dalam mengambil keputusan).
Gangguan jiwa membuat
seseorang menjadi terganggu fungsi dan produktivitasnya dan ini bisa mengganggu
juga keluarga dan masyarakat. Dengan melakukan deteksi dini dan penanganan yang
baik maka gangguan jiwa dapat cepat dipulihkan dan tidak mejadi makin berat.
Deteksi dini gangguan jiwa dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit,
psikiater, psikolog, perawat jiwa dan di rumah sakit jiwa. Pemeriksaan yang
dilakukan adalah wawancara, pemeriksaan lab dan radiologi (bila diperlukan),
tes kesehatan mental dan tes psikologis lainnya. Setelah diagnosis ditegakkan
maka terapi akan segera dimulai dan kesembuhan akan cepat diraih. Pengobatan
untuk gangguan jiwa berlangsung lama dan dibutuhkan konsultasi yang rutin.
Dengan melakukan deteksi dini
dan pemeriksaan maka gangguan jiwa yang berat dapat dihindari sehingga bahaya
juga bisa dicegah. Salam sehat jiwa
Dr.Lahargo Kembaren, SpKJ
Psikiater RS.Jiwa Dr.H.
Marzoeki Mahdi Bogor
0 comments:
Post a Comment