Disangka Sakit Jantung ternyata Serangan Panik
Kecemasan merupakan suatu kondisi yang dapat dialami oleh
setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya kita mengalami kondisi cemas
ketika menghadapi hal-hal di luar rutinitas atau kebiasaan aktivitas
sehari-hari, atau ketika menghadapi sesuatu yang datang tiba-tiba, misalnya
menghadapi ujian, pindah tempat pekerjaan, pindah rumah, atau menghadapi
perubahan suasana lainnya.
Cemas dapat merupakan suatu kondisi yang wajar namun
dapat pula merupakan kondisi yang tidak wajar, yaitu merupakan suatu tanda dan/atau
gejala dari suatu penyakit. Kondisi cemas dikatakan wajar apabila dapat
ditoleransi oleh individu yang mengalami, dalam arti cemas itu akan hilang
dengan sendirinya bila peristiwa atau kondisi yang mencetuskannya telah berlalu
atau telah diselesaikan. Bila peristiwa yang mencetuskan telah berlalu namun
individu masih merasakan kecemasan yang berlebihan dan mengganggu aktivitasnya
sehari-hari, maka kecemasan tersebut
merupakan kecemasan yang tidak wajar. Kecemasan yang tidak wajar itu disebut
sebagai gangguan cemas atau gangguan ansietas (anxiety disorder). Terdapat beberapa jenis gangguan cemas, antara
lain gangguan panik, gangguan cemas menyeluruh dsb.
Usia produktif –
yaitu dewasa muda hingga usia pertengahan - merupakan periode saat seseorang
merintis dan menapak masa depan, berkarya secara optimal dalam bidangnya, serta
berbuat sebanyak mungkin untuk keluarga dan masyarakat. Pada masa tersebut pada
umumnya seseorang mempunyai keyakinan akan kemampuannya serta memiliki rasa
percaya diri yang tinggi. Namun, apabila pada periode ini seseorang mengalami
kondisi kesehatan yang tidak optimal, tentu membuat individu tersebut menjadi
sangat khawatir dan risau, baik mengenai kesehatannya, karier maupun dampaknya
bagi keluarga, serta tentu bagi masa depannya
Salah satu kondisi yang membuat seorang individu merasa tidak nyaman dan
menjadi khawatir itu adalah kondisi cemas yang tidak wajar. Di antara beberapa gangguan cemas, sebagaimana telah
disebutkan di atas, gangguan panik merupakan gangguan yang sering terjadi
akhir-akhir ini. Dari penelitian diketahui bahwa di
negara-negara Barat, Gangguan Panik dialami oleh lebih kurang 1,7% dari
populasi orang dewasa. Angka kejadian sepanjang hidup gangguan panik
dilaporkan 1.5% sampai 5%, sedangkan serangan panik sebanyak 3% sampai
5.6%. Di
Indonesia belum dilakukan studi epidemilogi yang dapat menggambarkan berapa
jumlah saudara kita yang mengalami gangguan panik tersebut., namun para
profesional merasakan adanya peningkatan jumlah kasus yang datang minta pertolongan
Kondisi cemas pada gangguan panik biasanya terjadi secara
tiba-tiba, dapat meningkat hingga sangat tinggi disertai
gejala-gejala yang mirip gangguan jantung, yaitu rasa nyeri di dada,
berdebar-debar, keringat dingin, hingga merasa seperti tercekik. Hal ini
dialami tidak terbatas pada situasi atau rangkaian kejadian tertentu dan
biasanya tidak terduga sebelumnya.
Kondisi ini dapat berulang sehingga membuat
individu yang mengalaminya menjadi sangat khawatir bahwa ia akan mengalami lagi
keadaan tersebut. Hal itu membuatnya berulangkali berusaha mencari pertolongan
dengan pergi ke rumah-rumah sakit terdekat. Bila
hal ini tidak diatasi segera, kemungkinan dapat menjadi kondisi yang menahun
dan tentu akan berakibat buruk bagi individu yang mengalami, yang nantinya juga
akan berpengaruh terhadap keluarga serta lingkungan terdekatnya.
Gangguan
panik merupakan suatu fenomena psikologik berupa serangan cemas yang berat,
yang datang tiba-tiba, disertai dengan gejala-gejala penyerta seperti denyut
jantung dan nadi menjadi cepat, jantung berdebar-debar, rasa kesemutan,
keringat dingin serta wajah memerah. Serangan cemas tersebut sering tidak
didahului oleh peristiwa atau pemicu tertentu dan tidak diduga akan dialami
sebelumnya. Serangan cemas ini biasanya berat namun singkat (dari beberapa
menit hingga jam). Serangan cemas tersebut disebut sebagai serangan panik. Bila
serangan panik dialami berulang kali (setidaknya dalam satu bulan) dan individu
sudah diperiksa secara medis namun tidak ditemukan adanya kelainan fisik serta
gangguan jiwa lainnya, maka ia dikatakan mengalami ”gangguan panik”.
Sebetulnya
serangan panik dapat dijumpai pada pelbagai gangguan jiwa lain, seperti
depresi, gangguan stres akut, dll, namun biasanya serangan tersebut hanya satu
kali untuk jangka waktu tertentu
(misalnya satu kali dalam beberapa bulan atau satu tahun bahkan mungkin hanya
satu kali seumur hidup). Pada gangguan panik, serangan ini berulang untuk
sedikitnya lebih dari satu kali dalam sebulan. Biasanya individu mempunyai rasa
khawatir bahwa ia akan mengalami serangan itu kembali (disebut sebagai cemas
antisipasi, atau anticipatory anxiety)
Gejala yang menonjol berbeda-beda pada setiap orang. Biasanya timbulnya
mendadak, dalam bentuk berdebar-debar, denyut jantung dan nadi menjadi lebih
cepat, nyeri dada, pusing kepala, berkeringat berlebihan, pernafasan menjadi
lebih cepat dan pendek, kesemutan yang menjalar dari kaki hingga kepala, rasa
seperti tercekik, ada perasaan tidak nyata (merasa tubuhnya berbeda atau merasa
sekitarnya berubah). Gejala tambahannya berupa takut mati, takut kehilangan
kendali atau takut menjadi tidak waras. Setiap serangan biasanya berlangsung
beberapa menit, namun kadang bisa lebih lama, bisa sampai setengah atau satu
jam. Sering juga disertai rasa khawatir akan mengalami serangan itu kembali,
mengakibatkan individu merasa tidak nyaman, khawatir dan was-was.
Timbulnya serangan
panik tidak terbatas pada situasi atau rangkaian kejadian tertentu dan tidak
terduga akan dialami sebelumnya. Serangan panik terjadi pada keadaan-keadaan
yang sebenarnya secara nyata tidak berbahaya. Di luar serangan panik, individu
relatif tenang, tidak mengalami tanda dan gejala apapun, dan biasanya dapat
tetap beraktivitas seperti biasa Penting diketahui juga
bahwa meningkatnya denyut nadi dan pernafasan yang tidak stabil bisa timbul
tanpa terjadi serangan panik.
Bila serangan panik telah dialami berulang kali, pada individu tertentu dapat mengalami ketakutan akan kesendirian, khawatir bahwa bila serangan itu datang kembali pada saat ia sedang seorang diri, maka ia akan berada dalam keadaan bahaya, akibatnya ia kemudian menjadi takut ke luar rumah, ingin selalu ditemani bila ke luar rumah, terlebih dalam situasi yang menurutnya tidak dapat atau tidak ada akses untuk melarikan diri bila serangan panik itu muncul. Keadaan ini disebut sebagai agorafobia. Sebagian individu mengalami gangguan panik tanpa disertai agorafobia, sehingga ia tidak selalu minta ditemani bila ke luar rumah dan masih berani bepergian seorang diri serta mampu beraktivitas seperti biasa.
Gangguan ini biasanya dimulai pada
akhir masa remaja, awal masa dewasa atau pada usia pertengahan. Awitannya
sering dihubungkan dengan banyaknya kondisi stres yang dialami seseorang,
walaupun pada umumnya tidak dipicu oleh stres atau peristiwa kehidupan lainnya.
Gangguan panik sering berlangsung menahun, sangat bervariasi pada tiap
individu. Dalam jangka panjang, 30-40% penderita tidak lagi mengalami serangan
panik, 50% mengalami gejala ringan sehingga tidak memengaruhi kehidupannya,
sedangkan sisanya masih mengalami gejala yang bermakna.
Pada saat serangan pertama atau kedua, individu sering mengabaikannya dan
baru menyadari setelah menjadi sering dialami dan gejalanya menjadi lebih
berat. Hal ini juga dapat dipacu oleh konsumsi kafein dan rokok
yang berlebihan.
Penanganan gangguan panik dilakukan di poliklinik jiwa (psikiatri) oleh
seorang psikiater. Terapi yang diberikan meliputi terapi farmakologi (obat)
berupa obat anti depresan seperti golongan fluoksetin, sertralin, escitalopram
dan golongan benzodiazepine seperti alprazolam, clobazam, clonazepam. Terapi
non farmakologi seperti terapi pikiran dan perilaku (CBT=cognitive behaviour
therapy), relaksasi, dan hipnoterapi juga diberikan untuk mempercepat
pemulihan.
Dr.Lahargo
Kembaren,SpKJ
Psikiater
Poliklinik Eksekutif
RS.Dr.H.Marzoeki
Mahdi Bogor
Saya mengalami gejala tersebut Dok, dada berdebar, kadang agak nyeri (panas) kadang di kiri kadang agak di kanan, telapak tangan berkeringat, sy sudah periksa ke Spesialis Jantung, sudah EKG, Rontgen, Treadmill hasilnya baik semua, cuma detaknya saja yang agak cepat. Nafas biasa (tidak sesak). Gangguan kadang datang, kadang nggak.
ReplyDeleteMungkin ada saran, Dok?
Terima Kasih
Pamuko, Jogja
Saya juga sering mengalami gejala seperti itu, setelah saya periksa ternyata bukan gejala penyakit jantung. Setelah membaca artikel diatas, saya jadi lebih tau gimana cara ngebedain panik sama sakit jantung. Terimakaish pak atas pencerahannya.
ReplyDeletesaya Mengalami Itu semua Dok,tapi Dalam 3 sampai 4 minggu ini, saya mengalami gejala Serangan Panik Itu lebih dari 4/5 Kali? Apakah itu masih bisa di sebut serangan ke?
ReplyDeletekadang saya insom dok,,, apakah serangan panik bisa sembuh dengan sendirinya dok ??
ReplyDelete