Kejadian
seorang perempuan muda yang loncat di sebuah mall di kota Bogor mengejutkan
banyak orang. Peristiwa mengenaskan yang terjadi di tengah keramaian pusat
perbelanjaan cukup menyita perhatian warga Bogor. Beberapa jejaring sosial
membahas cukup ramai peristiwa ini, bahkan di twitter Indonesia, topik bunuh
diri di mall ini ada di peringkat 6 trending topic. Peristiwa ini bukan
merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi, kita sudah beberapa kali
mendengar tentang ini di kota-kota lainnya. WHO (2003) mencatat bahwa terdapat
1 juta orang yang melakukan bunuh diri di dunia ini setiap tahunnya, sehingga
setiap 40 detik terdapat satu kasus bunuh diri. Hal ini membuat bunuh diri
adalah penyebab utama ketiga kematian di seluruh dunia. Kelompok umur terbanyak
yang melakukan bunuh diri adalah umur 15 – 34 tahun. Bunuh diri adalah percobaan yg dilakukan
seseorang untuk mengakhiri emosi, perasaan dan pikiran yg tak dapat ditoleransi
lagi ditoleransi lagi. Tindakan ini dilakukan untuk mengatasi nyeri
psikologik dan untuk menurunkan
ketegangan yg tak tertahankan. Kematian bukan tujuan utama dari bunuh diri tapi
lebih pada berhenti/keluar dari kehidupan.
Beberapa
faktor risiko terjadinya peristiwa bunuh diri adalah :
·
BIOPSIKOSOSIAL
:
o
Gangguan
Mental : gangguan mental organik,
skizofrenia/psikotik, bipolar, depresi
o
Penyalahgunaan
zat
o
Keputusasaan
o
Impulsivitas
o
Riwayat
trauma/abuse
o
Menderita
penyakit yg berat
o
Percobaan
bunuh diri sebelumnya
o
Riwayat
keluarga yg bunuh diri
·
LINGKUNGAN
o
Kehilangan
pekerjaan
o
Kehilangan
relasi sosial
o
Akses
ke alat/zat yg mematikan
·
SOSIOSOSIO—BUDAYABUDAYA
o
Kurangnya
suport sosial & merasa terisolir
o
Stigma
atau halangan untuk mendapat penanganan
o
Keyakinan
agama atau budaya tertentu
o
Terpapar
orang lain yg telah melakukan bunuh diri
Ada beberapa tanda yang
perlu diperhatikan yang biasanya ditunjukkan oleh mereka yang ingin melakukan
tindakan bunuh diri, yaitu :
· Kata – kata : perkataan, tulisan yang menyatakan
secara langsung atau tidak langsung untuk bunuh diri, selalu mengeluhkan dirinya
sebagai orang yang jahat dan tidak berguna.
· Tindakan : mulai menjauh dari teman dan
keluarga, ada perubahan pada pola tidur, makan, dan penampilan, nilai-nilai di
sekolah yang menurun drastis, tidak berminat lagi pada hobi yang biasa dia
sukai, bertingkah laku kasar dan sering marah.
· Perasaan : merasa putus asa, bersalah, dan malu
yang berlebihan, tiba-tiba merasa gembira setelah sebelumnya terlihat depresi.
Faktor spiritual
(khususnya religiusitas) individu merupakan salah satu resilience yaitu faktormengurangi
resiko psikopatiologi dan selanjutnya berfungsi sebagai faktor protektif
terhadap percobaan bunuh diri (Perry, & Azad, 1999). Hal ini menunjukkan
bahwa agama dan kepercayaan memegang peranan penting bagi pencegahan seseorang
melakukan bunuh diri.
Perlu juga ada Buku
Pegangan untuk Mencegah Bunuh Diri (National Strategy for SuicidePrevention),
ini bermanfaat untuk :
· Untuk
meningkatkan kemampuan fasilitas kesehatan primer & professional kesehatan
untukmengidentifikasi &menangani mereka yg potensi melakukan bunuh diri.
· Pertimbangan
menggunakan fasilitas kesehatan primer & professional kesehatan:individu
yang akan bunuh diri sering kontak dg mereka
·
Dokter
umum dan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan primer agar mampu melakukan
upaya pencegahan bunuh diri pada pasien gangguan kejiwaan.
Masyarakat juga
memegang peranan penting dalam mengidentifikasi tanda-tanda gangguan kejiwaan
pada seseorang dan segera membawanya ke fasilitas pelayanan kesehatan jiwa
terdekat untuk diberikan penanganan yang cepat dan tepat. Apabila ditemukan adanya perilaku, sikap, dan
pikiran yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada dan mengganggu individu
secara sosial maka itu merupakan suatu tanda awal akan adanya suatu gangguan
kejiwaan. Dengan penanganan yang cepat dan tepat maka gangguan kejiwaan dapat
segera diatasi dan perilaku bunuh diri dapat dicegah.
Penanganan perilaku bunuh diri adalah
:
·
melakukan
identifikasi:
- Gangguan
angguan mental/gejala2
- Situasi
psikososial yg menekan
- Pola-pola
maladaptif yg menetap dari pikiran, emosi dan perilaku, terutama yg berkaitan
dgn cara
menghadapi masalah
·
ObatObat-obatan
:
- psikosis:
atipikal neoroleptik
- depresi:
antidepresan antidepresan-SSRI yg aman
·
Psikoterapi
- fokus pd skill
building & problem problem-solving:
- terapi
perilaku dan kognitif (CBT)
·
Dukungan
sosial
sikap suportif
dan bila perlu tempat tinggalsementara yg aman, memberi kesempatan pasien mempunyai
ruang/waktu pribadi utk memulihkan strategi coping, mendapatkan perspektif yg menguntungkan,
dan melihat pilihan-pilihanyg ada selain bunuh diri.
Masyarakat saat ini sangat mudah
terguncang jiwanya dan terlalu mudah membuat suatu pilihan yang fatal dan tidak
rasional terhadap adanya suatu stresor tertentu. Memperkuat spiritualitas,
mental psikologis dan keterampilan menghadapi masalah sejak dini menjadi kunci
utama untuk melakukan pencegahan perilaku bunuh diri.
0 comments:
Post a Comment